Ingin punya laptop yang super tipis, super enteng tapi perlukah mengorbankan performa?
Apple baru saja merilis Macbook Pro yang baru dengan prosesor terkencang saat ini, i9, tapi banyak pengguna yang sudah membelinya malah bilang sering overheat (kepanasan). Sebenarnya Apple tidak sendirian pernah mengalami masalah ini, laptop lainpun sering kok, makanya sering kalau kita lihat di brosur adanya istilah “TurboBoost” atau “Up to 4.8 GHz” tanpa dijelasin itu apaan sih? Sebenarnya kecepatan sampai 4.8 GHz tersebut (seperti yang ditulis di brosur Macbook Pro terbaru juga) adalah kecepatan tertinggi yang dapat dicapai, itupun ketika prosesor “menganggap” lagi butuh kenceng nih si bos (lagi rendering video atau main game spek berat, misalnya).
Semakin sering prosesor kita sampai di kecepatan setinggi itu, semakin sering panas juga laptop kita, apalagi makin kesini desainnya makin tipis kan? Bayangin kemana panasnya mengalir dengan padatnya komponen di laptop tersebut. Makanya desain di beberapa laptop gaming kelihatannya tebel-tebel kan, itu semata untuk menciptakan sirkulasi udara yang cukup.
Beberapa laptop menyediakan software seperti “ThrottleStop” untuk mengatur tegangan listrik prosesor, termasuk menurunkannya, tegangan turun = panas juga turun = performa juga pasti ikut turun. Tapi apa iya uda beli laptop tipis super mahal harus ngatur beginian juga?
Jadi solusinya gimana? ya kalau ingin rendering video/main game berat ya silahkan investasi di desktop, kalau ingin mobile ya baru gunakan laptop. Menjawab pertanyaan di awal kalimat ini, Macbook Pro tentu bukan jawabannya untuk pengguna yang ingin rendering video sambil travelling 🙂